Memilih Jalan Sepi. Tak Ada Spotlight di Tahun Politik Ini

Tahun ini adalah tahun yang sangat reflektif. Banyak perbincangan dan suara yang tidak ditinggikan nadanya, sebab cukup sudah rasanya dibicarakan dalam hati saja. Tahun ini terasa seperti retreat. Jalan sepi yang memang sengaja dipilih untuk bercengkerama lagi dengan diri yang sesungguhnya.

Ditengah hingar bingar politik tahun ini, belum sedikit pun saya mengeluarkan pendapat.

Ketika semua orang mulai membicarakan pilihannya masing-masing dan pandangan mereka terhadap masa depan Indonesia di bawah presiden yang nanti terpilih, saya justru memilih diam. Jangankan bicara tentang memilih siapa. Membahas situasi pun keresahan tentang linimasa yang makin riuh saja tak pernah. Rasanya seperti hidup di orbit lain yang jauh lebih tenang. Jauh lebih bisa memberi jeda untuk berpikir panjang.

Kenapa? Kok tidak bersuara? Memangnya kamu memihak ke siapa?

Bagaimanapun, pendapat bisa jadi bias bagi independensi

Tahun ini Hipwee mengusung campaign #PemiluPertamaku yang menyasar ke pemilih pemula. Bersuara, menunjukan keberpihakan pada salah satu paslon bisa memudarkan kepercayaan user. Sebagai media independen yang tidak terikat pun diuntungkan oleh siapapun yang kelak menang, menjaga netralitas jauh lebih penting.

Ya gimana…..masyarakat kita di masa ini mudah sekali melabeli. Konten senetral apapun bisa dianggap sebagai perpanjangan tangan cebong atau kampret. Huft.

Demi menjaga independensi dan menjaga supaya pemilih pertama yang membaca Hipwee tidak terpengaruh pendapat apapun, diam adalah pilihan yang paling terhormat saat ini.

Perjuangan demi masa depan bangsa sekarang digarap pada tubuh Janitra

I choose to talk small. Taking care of the little things. Such as taking care of my family.

Ibu adalah pembuat dan eksekutor kebijakan terbaik di dunia. Setelah hadirnya Kimi saya jadi sadar kalau tak perlulah berbuat banyak. Mengubah bangsa sekarang bisa saya mulai dari ranah keluarga kecil saya sendiri.

Siapapun yang terpilih, harga listrik pasti akan naik lagi. Lebih baik sekarang saya pastikan anak saya bisa tumbuh jadi anak cerdas. Supaya kelak bisa membuat terobosan lewat energi listrik terbarukan.

Siapapun yang terpilih, tak ada jaminan HAM akan dijunjung tinggi. Lebih baik sekarang saya pastikan anak saya tumbuh dengan welas asih. Ciptakan damai di hatinya supaya mereka yang berbeda bisa dia terima.

Kita sedang mudah tantrum lalu memutus hubungan. Diam adalah sebuah kebijaksanaan

Siapa yang merasa salah pilih circle pertemanan karena banyak yang baper tentang pemilu tahun ini?

Atau sudah ingin keluar dari grup keluarga?

Tenang…..kamu nggak sendirian. ME TOOO!!!!

Daripada menghancurkan hubungan yang sudah saya bangun bertahun-tahun dan saya jaga sedemikian rupa cuma karena beda pandangan politik, diam adalah pilihan yang paling bijaksana.

Tidak bersuara bukan berarti tidak punya pilihan. Tidak bersuara juga bukan berarti tak punya kepedulian.

Bukankah cinta yang lantang sering kali justru cinta yang paling diam?